Destinasi Wisata Bersejarah di Magelang
Travel Part One : Candi Tengah Hutan Bambu, Candi Mendut
Hiiii Travelers,
di sini saya akan membagikan perjalanan saya saat mengunjungi Candi Mendut dan
sejarah-sejarah kenunikannya. Jujur saja, saya memang suka banget membaca
cerita-cerita bersejarah tentang apapun itu. Jadi setelah dikasih tugas ini “waaahhh menarik nih” tapi kok makin
kesini tugas kuliah makin banyak :’). Tapi saya tetap menyempatkan waktu untuk
mengunjungi tempat-tempat bersejarah demi mewujudkan tugas dan ke kepoanku :v. Upsss maaf jadi sedikit curhat :’))).
Saya
mengunjungi Candi Mendut ini bersama teman saya yang awalnya tidak mau karena
banyak tugas juga, tapi karena wajah imut saya dia jadi mau menemani saya
hehe......
Lokasi
Candi
Mendut terletak di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah, sekitar 38 km ke arah barat laut dari Yogyakarta. Lokasinya hanya
sekitar 3 km dari Candi Borobudhur, yang mana Candi Buddha ini diperkirakan
mempunyai kaitan erat dengan Candi Pawon dan Candi Mendut. Ketiga candi
tersebut terletak pada satu garis lurus arah utara-selatan.
Letak
candi ini tidak sulit dijangkau kok, soalnya terletak di pinggir jalan raya
persis. Jadi kalau kalian mau berkunjung ke Candi Borobudhur yang lewat jalan
Wisata Daerah Borobudhur pasti kalian akan melewati candi ini. Jadiiiiii,
sempat-sempatlah mampir kesini karena pemandangannya juga bagus kok dan banyak
keunikan-keunikan di candi ini dan candi ini juga tidak kalah dari Candi
Borobudhur.
Sejarah
Naahhh,
mengenai sejarah candi ini, kapan candi ini dibangun belum ada kepastian (ciee menggantung :’)). Tapi diperkirakan
usia Candi Mendut itu lebih tua daripada usia Candi Borobudhur. Kata mendut
sendiri berasal dari kata Venu, Vana, Mandira yang artinya candi yang berada di
tengah hutan bambu. J.G. de Casparis, seorang
sejarawan, menduga bahwa Candi Mendut dibangun oleh raja pertama dari wangsa
Syailendra pada tahun 824 M. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti
Karangtengah (824 M), yang menyebutkan bahwa Raja Indra telah membuat bangunan
suci bernama Wenuwana. Casparis
mengartikan Wenuwana (hutan bambu) sebagai Candi Mendut.
Candi
Mendut di temukan kembali pada tahun 1836. Seluruh bangunan candi Mendut
ditemukan, kecuali bagian atap dari candi. Pada tahun 1897 hingga 1904,
pemerintah Hindia Belanda melakukan upaya pemugaran yang pertama dengan hasil
yang cukup baik. Bagian yang berhasil di rekonstruksi adalah kaki dan tubuh
candi. Pada tahun 1908, Van Erp memimpin rekonstruksi dan pemugaran kembali
Candi Mendut, yaitu dengan menyempurnakan bentuk atap, memasang kembali
stupa-stupa, dan memperbaiki sebagian puncak atap. Pemugaran candi ini sempat
terhenti karena kekurangan dana pada masa itu. Namun pada tahun 1925,
rekonstruksi tersebut kembali dilanjutkan.
Dari
beberapa sumber yang saya baca, di Candi Mendut terdapat beberapa relief yang
memiliki cerita sejarah di dalamnya. Diantaranya ada relief Kuwera dan Hariti
(terukir di bagian dinding utara di bilik penampil). Menurut cerita sejarah,
Hariti adalah istri dari Kuweru. Mereka berdua digambarkan sebagai raksasa
pemakan manusia yang melakukan pertobatan setelah bertemu dengan Budha. Hariti
dan Kuweru kemudian menjadi seorang pelindung bagi anak-anaknya. Kemudian ada Relief Bodhisattva
Ayalokitesvara (terletak di dinding selatan Candi Mendut). Relief ini menerangkan
kehidupan Budha. Ada juga relief Bodisatwa (terletak di sisi
dinding timur Candi Mendut). Di dalam relief ini, terlihat Budha dengan sosok
memiliki tangan empat yang berdiri di atas lingga. Terus terdapat juga relief
Dewi Tara (terdapat di sisi utara Candi Mendut). Relief ini menggambarkan Dewi
Tara yang memiliki delapan tangan. Di bagian sisi barat depan candi terdapat relief
Sarwaniwaranawiskhambi, yang terlihat memakai pakaian kebesaran raja.
Keunikan
Candi
Mendut memiliki banyak sekali keunikan. Tentang arsitekturnya, pahatannya,
bentuk-betuk reliefnya, pokoknya unik deh. Bagian dinding kaki candi dihiasi
dengan 31 buah panel yang memuat berbagai relief cerita, pahatan bunga, dan
sulur-suluran yang indah. Di sepanjang dinding luar langkan terdapat jaladwara
yaitu saluran untuk membuang air dari selasar. Jadi jika kalian mengunjungi
Candi Mendut, kalian akan menemukan jaladwara ini di beberapa tempat di dinding
Candi Mendut.
Jika
kalian masuk ke dalam candi, kalian akan melewati pintu masuk dan kalian bisa
melihat bilik penampil yang menjorok keluar. Candi Mendut ini tidak memiliki
gapura pada dinding depan sebagaimana candi lainnya. Bentuk bilik ini berupa
lorong dengan langit-langit berbentuk rongga memanjang berbentuk segitiga. Hal
inilah yang menjadi keunikan Candi Mendut.
Keunikan
lainnya yang saya temukan juga terdapat
pada relief-relief di Candi Mendut. Kalian bisa melihat dinding pipi tangga
dihiasi dengan beberapa panil berpahat. Pangkal pipi tangga itu dihiasi dengan
sepasang kepala naga yang mulutnya sedang menganga lebar, sementara di dalam
mulutnya terdapat seekor binatang yang mirip singa, dan dibawah kepala naga
tersebut terdapat panil begambar makhluk kerdil mirip Gana. Bagian atap candi
itu terdiri dari tiga kubus yang disusun makin ke atas makin kecil, dan di
sekeliling kubus-kubus tersebut dihiasi dengan 48 stupa kecil. Namun bagian
puncak atap sudah tidak tersisa sehingga tidak diketahui lagi bentuk aslinya.
Opini, Saran, dan
Kritik
Candi
Mendut adalah candi yang benar-benar unik dan wajib dikunjungi jika kalian
sedang berwisata di daerah Magelang, Yogyakarta, dan sekitarnya. Pelayanan
orang-orang yang bercampur tangan di Candi Mendut ini sangat bagus. Waktu saya
mengunjungi candi ini bersama teman saya, saya sempat tanya kepada petugas ticketing untuk menanyakan asal-usul
candi ini dibuat. Namun bapak petugas tiket tersebut menjawab “mba masuk saja,
nanti di dalam ada penjelasan mengenai sejarah candi ini”. Bisa diketahui bahwa
petugas tersebut tidak mau rugi dan harus ada timbal, yaitu supaya kami membeli
tiket masuk bukan hanya sekedar tanya terus pulang. Tetapi dalam kepengurusan
tempat-tempat sekitar masih kurang, terutama tempat parkir. Jika kalian
mengunjungi tempat wisata ini kalian akan bingung parkir dimana soalnya tempat
parkirnya sembarangan, hanya ada tulisan “Tempat Parkir” yang ditempel di
pohon, dan itupun kalau kalian mengunjungi candi ini dari arah Borobudhur
kalian tidak akan melihat tulisan tempat parkir tersebut. Petugas parkirnya
juga kurang tegas dalam mengelola tempat parkirnya. Juga tempat sampah disana
juga tidak jelas dimana letaknya, jadi banyak sampah berserakan dan tidak ada
yang membersihkan maupun memperingatkan jika ada yang membuang sampah
sembarangan. Pokoknya dalam pengelolaan sampah masih kurang.
Sekian
cerita mengenai Candi Mendut ini, jangan lupa share jika memang bermanfaat.
Tulis kritik dan masukan di bagian komentar untuk membangun tulisan ini.
Nantikan cerita saya selanjutnya Travel Part Two. Annyeong ~
Sumber:
-
Lokasi: Google Maps
Komentar
Posting Komentar