Destinasi Wisata Bersejarah di Magelang
Travel Part Two
: Punthuk Kendil, Bukit Gupak’an
Annyeonghaseyo guys...... saya kembali lagi nih dengan membawa
cerita di perjalanan saya yang kedua ke Gunung Kendil. Oh iyaa, sebelumnya saya
belum kenalan yaaa.. Halo namaku Fitatul Mafia, saya mahasiswa Kepariwisataan
UGM. Kalau mau tau saya lebih lanjut, follow
saja instagram saya @its.fitta (maaf
sedikit promosi :v).
Lokasi
Perjalanan
saya kali ini ke Punthuk Kendil atau biasa disebut Gupak’an, adalah sebuah
bukit yang sangat menakjubkan, sangat menawan dipandang mata. Lokasi tempat ini
tidak jauh kok dari Candi Borobudur, yaitu terletak di Dusun Kamal, Desa
Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Jadi kalau kalian sedang
berkunjung ke Candi Borobudur, jangan lupa untuk datang kesini ya. Dijamin
tidak menyesal deh. Tapi kalau mau datang kesini, usahakan datang waktu pagi
hari atau sore hari, supaya dapat menikmati sunrise yang indah banget.
Sejarah
Bercerita
tentang sejarah, Punthuk Kendil ini mempunyai sejarah yang unik. Soalnya
orang-orang disana dahulu masih percaya sebuah cerita mistis. Mengenai sejarah
Punthuk Kendil, saya bertanya langsung pada orang asli sana yang kebetulan
masih ingat dengan kisahnya. Nama orang yang saya wawancarai itu adalah Bapak
Sardjito, beliau menjadi pengurus destinasi wisata Punthuk Kendil. Walaupun
beliau sedikit lupa dan tidak secara lengkap dalam bercerita mengenai asal-usul
Punthuk Kendil, namun inti dari sejarah itu beliau ingat. Bapak Sardjito itu
tau sejarah Punthuk Kendil karena ia mendengar dari sesepuh terdahulu di desa
tersebut. Saya mulai saja yaa..
Dulu
setiap habis maghrib, ada sesepuh di daerah Kamal (Desa Tempuran) sedang mencari
sebuah bola tapi terang. Itu diambil dari kamal sampai gunung bakal, dan paginya
kembali lagi ke Kamal. Orang-orang daerah tersebut mengenalnya dengan “emas se kendil” sehingga orang di daerah
tersebut memberi nama Gunung/Punthuk Kendil.
Awal
dibuka spot ini menjadi tempat wisata yaitu berawal dari banyak turis yang
datang ke Punthuk Kendil ini. Namun, akses jalan disana dulu masih belum baik,
masih banyak rerumputan lebat seperti di tegalan.
Ketua RT, Bapak Tijab, berinisiatif untuk membangun tempat tersebut sebagai
tempat wisata. Malam harinya, warga sekitar berkumpul untuk membicarakn hal
tersebut. Setelah ada keputusan, semua warga bergotong royong untuk membangun
rumah pohon, anjungan, gazebo dan memperbaiki akses jalan menuju Bukit Gupak’an atau Gunung Kendil. Tempat ini sudah berdiri
sekitar 2 tahun, yaitu tahun 2015. Sebelum
itu sudah banyak pengunjung namun belum dibuka sebagai tempat wisata. Wilayah Gupakan
ini di RT 7 yang terbagi beberapa wilayah, yaitu Kamal, Pete, Gupakan, dan Nglengkong.
Dulu
di daerah Gupak’an masih “subur makmur
loh jinawi”. Orang-orang disana banyak mempunyai kerbau dan sapi. Mereka
memberi makan di tempat yang dulu memang subur sekali rerumputan. Dan setelah memberi
makan sapi dan kerbau dengan rumput, hewan-hewan tersebut jadi kenyang, terus kerbau dan sapi tersebut pada glintingan terus hewan tersebut jadi gupak sehingga dijuluki Desa Gupak’an.
Nahh, itulah
sekilas sejarah tentang Bukit Gupak’an atau Gunung Kendil. Menarik bukan?
Keunikan
Bagi
kalian pemburu sunrise, wajib nih datang ke Punthuk Kendil Gupakan. Karena Punthuk
Kendil ini merupakan salah satu spot sunrise terbaik di Indonesia yang yang
tidak kalah indahnya dari sunrise di tempat lain. Disini kalian juga akan
ditakjubkan dengan pemandangan alam di sebelah Timur yaitu oleh Gunung Merapi
dan Gurung Merbabu, dan di sebelah Barat oleh Gunung Sumbing dan Gunung
Sindoro.
Mengagumkannya
lagi, di Punthuk ini alam-alam sekitar masih benar-benar asri. Walaupun
Borobudur terkenal dengan wilayah yang sangat panas, namun udara di tempat ini
sangat sejuk, benar-benar segar. Tiket masuk wisata ini juga murah, hanya
dengan membayar Rp 5000,00 kalian bisa menikmatinya sampai tepar. Jadi kalian
tidak akan kecewa jika datang ke destinasi wisata ini.
Opini, Saran, dan Kritik
Pengelolaan
destinasi wisata di Punthuk Kendil ini perlu ditambah lagi orang-orangnya.
Terutama dalam penjagaan jalan-jalan menuju kesana. Karena jalan meenuju kesana
itu naik, jadi diperlukan orang untuk memberi aba-aba kapan kita bisa naik atau
berhenti jika ada kendaraan yang ingin naik atau turun. Tentang tempat parkir
dan tiket masuk, juga perlu diperjelas lagi supaya orang yang ingin kesana
tidak bingung dalam mencari tempat parkir. Awalnya waktu saya kesana, saya kira
masuknya itu gratis soalnya tempat tiket masuk tidak jelas dimana tempatnya.
Dan ketika masuk, tidak ada orang yang memeriksa apakah dia mempunyai tiket
masuk atau tidak. Jadi menurut saya itu harus diperjelas, supaya tidak ada
orang yang berkunjung tanpa tiket atau culas.
Sudah
dulu yaaa cerita tentang Travel Part Two
ini. Jangan lupa tulis kritik dan masukan di kolom komentar J. Tunggu
lanjutan ceritanya di Travel Part Three,
okay?
Sumber:
-
Bapak
Sardjito, penduduk Kamal, Borobudur, Magelang
-
Lokasi:
Google Maps
Kosa kata:
-
Tegalan
: tempat menanam pohon ketela, pohon pepaya, dsb.
-
Gupak
: kotor.
Komentar
Posting Komentar